Salam Hijau,,
Pernah melihat persemaian sistem kering? tentu ada yang pernah. Bahkan mungkin ada juga yang pernah membuatnya. Untuk sahabat kami yang senantiasa bersemangat mengembangkan pertanian, kali ini kami akan memposting secara runtut tentang Persemaian Kering yang biasa kami buat di Balai Penyuluhan Kecamatan Krian, dan tentu juga bersama kelompoktani binaan kami.
Apa itu persemaian kering? Untuk lebih jelas bisa dilihat pada gambar dibawah ini.
Sudah punya gambaran? Betul sekali kalau persemaian padi yang biasa dilakukan petani dipetak petak sawah adalah persemaian basah/konvensional. Kelemahan dari persemaian basah adalah : memakan tempat, sehingga pengerjaan dilokasi petak sawah yang ada bibit padinya menjadi lebih lambat daripada petak lainnya. Selain itu juga kontrol terhadap hama dan penyakit menjadi lebih susah karena diluasan yang agak besar dan hanya bisa dilakukan saat kita ke sawah saja. Kelemahan lainnya adalah pada saat bibit akan dicabut dan ditanam (istilah bahasa jawanya "Daut") memerlukan tenaga pekerja sekaligus berarti menambah ongkos produksi.
Untuk Persemaian Sistem Kering ini bisa diletakkan dimana saja. bahkan dihalaman rumah kita yang tentunya akan memudahkan pengawasan terhadap serangan hama dan penyakit, pengawasan tumbuh dan yang paling penting tanpa ongkos pekerja tambahan, biasa kita angkut sendiri ke sawah.
Sekarang mari kita pelajari bersama caranya.
Bahan Yang diperlukan adalah :
1. Benih Padi
2. Pupuk Kandang
3. Tanah
4. Plastik
5. Rumput/Jerami
Cara Membuat.
1. Perlakuan Benih.
Benih yang akan disemai direndam selama 1 hari 1 malam, lalu di peram selama 2 x 24 jam. Benih yang siap sebar ditandai dengan keluarnya akar-akar kecil.
2. Persiapan Tanah.
Untuk persemaian ini campuran tanah yang dipakai adalah Pupuk Organik dan Tanah dengan perbandingan 1 : 2. Untuk mengetahui pupuk organik atau pupuk kandang yang sudah jadi bisa dilakukan dengan cara sederhana. Ambil segenggam pupuk, masukkan dalam baskom berisi air, aduk sampai rata. Diamkan beberapa menit sampai mengendap. Pupuk kandang yang sudah jadi akan mengendap sempurna dan air akan tetap bening. Kami juga pernah mencoba mengganti pupuk kandang dengan kompos dari kulit kopi, dan hasilnya tetap bagus.
Campur rata tanah dan pupuk organik tadi. Siap digunakan.
3. Persiapan Media Tanam.
Ambil Plastik. Plastik yang digunakan harus plastik yang tidak cacat atau tidak tembus air. Bisa Plastik biasa, bisa juga plastik hitam. Semua bisa digunakan asal tidak cacat dan tidak tembus air.
Hamparkan plastik di tempat datar. Sebarkan campuran tanah tadi merata di seluruh permukaan plastik dengan ketebalan 2 cm.
4. Sebar Benih.
Siapkan benih siap sebar yang sudah diperam 2 x 24 jam tadi. Sebarkan di permukaan tanah dengan kepadatan 0,6 - 0,7 Kg/m2 media.
Setelah tersebar merata, lalu tutup persemaian dengan potongan rumput alang-alang tipis tipis. Lalu siram. Setelah disiram, lalu tutup lagi dengan potongan alang-alang agak tebal lalu disiram lagi.
4. Pemeliharaan.
Selanjutnya selama benih tumbuh kurang dari 2 cm, penyiraman dilakukan 2 x sehari (melihat kondisi cuaca) setiap pagi dan sore. Pengambilan penutup rumput dilakukan 4 hari setelah penyebaran benih (biasanya benih telah tumbuh sekitar 2 cm). Setelah tutup diambil, maka penyiraman dilakukan 1 hari sekali pada waktu sore (melihat kondisi cuaca).
Bibit Siap ditanam umur terpendek 9 hari atau umur maksimal 16 hari.
5. Pengambilan Bibit.
Bibit yang siap tanam cukup diambil dengan cara digulung dan kemudian bisa langsung diangkut ke sawah. Sahabat tani bisa melakukan sendiri tanpa memperkerjakan orang secara khusus untuk ini.
6. Penanaman di Lahan.
Untuk penanaman di lahan cukup buka gulungan bibit tadi. Sobek atau Pecah2 sesuai ukuran yang diperlukan. Taruh di sisi pematang atau di dalam petak sawah. Penempatan bibit ini dilahan untuk memudahkan tukang tanam mengambil bisa juga dengan cara dilemparkan. Dan dijamin bibit tidak akan rusak.
Keunggulan lain hasil persemaian ini juga bisa dipakai untuk penanaman dengan mesin tanam.
Mudah Bukan,,
Nah. Selamat Mencoba.
Salam Hijau.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri Populer
-
Salam Hijau,, Pernah melihat persemaian sistem kering? tentu ada yang pernah. Bahkan mungkin ada juga yang pernah membuatnya. Untuk sahabat...
-
Perkembangan Tikus Sawah : Mulai kawin 1,5 – 5 bulan Jumlah anak rata-rata 8 ekor Kawin lagi 48 jam setelah melahirka...
-
Penggerek Batang Padi merupakan salah satu musuh utama petani, yang bisa menurunkan produksi padi. Di kecamatan Krian Kab. Sidoarjo, hama i...
-
Penyakit Busuk Cabai Cara Mengatasi Penyakit Busuk Pada Tanaman Cabai - Budidaya sayuran selalu dilakukan sepanjang musim baik musim kem...
-
Yoghurt merupakan salah satu olahan susu yang diproses melalui proses fermentasi dengan penambahan kultur organisme yang baik, salah sat...
-
Sering dijumpai persediaan mangga melebihi permintaan terutama di musim panen raya. Akibatnya stok menumpuk, tidak terjual bahkan sampai...
9 komentar:
SIP....
kalau pake sistem kering apa bisa di pisahkan antara 1 batang dengan batang yang lain, karena di daerah saya penanaman masih manual tenaga manusia 100 persen
kalau pake sistem kering apa bisa di pisahkan antara 1 batang dengan batang yang lain, karena di daerah saya penanaman masih manual tenaga manusia 100 persen
kalau digulung apa tidak patah bibitnya
@Magomulyo Jaya
Ini bisa dipisahkan antara 1 batang dengan batang lain..
@mis wanto
bibitnya tidak patah saat digulung (asal jangan terlalu rapat menggulungnya)
Ini yang kucari biar gak capek ndautnya...matrnwun..
Ini yang kucari biar gak capek ndautnya...matrnwun..
Patut di contoh
Posting Komentar